Feminisme Melawan Kapitalisme

oleh Romina Akemi

Pada tanggal 8 Mei 2017, gabungan kolektif Intersectionality NOW berbasis di LA menyelenggarakan sebuah acara di Women’s Centre for Creative Work yang bertajuk Feminis Melawan Kapitalisme (Feminist Against Capitalism). Para peserta panel termasuk Miranda Sklaroff dari Democratic Socialists of America (DSA) Left Kaaucus, Solîn Bendewa yang merupakan editor untuk platform media sosial The Middle Eastern Feminist, Romina Akemi dari Black Rose Anarchist Federation, dan dimoderatori oleh Karlynne Ejercito dari Jacobin Reading Group. Sklaroff berbicara secara rinci tentang sebuah makalah yang baru-baru ini dia tulis tentang Universal Basic Income (UBI), sebagai tuntutan strategis bagi feminis. Bendewa mendiskusikan pengalaman pengorganisasian mereka dengan Serve the People di LA Timur. Berikut adalah naskah ceramah oleh Romina Akemi yang merupakan pendidik dan militan feminis anarkis di LA dan Santiago, Cile. Continue reading “Feminisme Melawan Kapitalisme”

Hak Pilih Perempuan

oleh Emma Goldman

Kita membanggakan zaman teknologi, ilmu pengetahuan, dan kemajuan. Tapi apakah tidak aneh jika kemudian kita masih percaya dengan fetish?[1] Benar, fetish kita memiliki bentuk dan substansi yang berbeda, namun kekuasaan mereka atas pikiran manusia masih dianggap sebagai bencana bagi orang-orang yang tua. Continue reading “Hak Pilih Perempuan”

Perempuan Merdeka (Mujeres Libres) Spanyol

Waktu baca: 20 menit.

Kondisi mayoritas masyarakat Spanyol diantara tahun 1920’an sampai dengan 1930’an cukup memprihatinkan. Khususnya bagi kaum perempuan, pada masa-masa ini di Spanyol terjadi pembagian gender yang cukup ekstrim. Secara ekonomi kaum perempuan sangat bergantung pada laki-laki, kerja-kerja rumah tangga serta kewajiban untuk mengurus anak menjadi tugas khusus kaum perempuan. Di kota dan di desa upah perempuan lebih rendah dari laki-laki. Sebagai contoh gaji rata-rata perhari pekerja laki-laki dari pagi hingga sore adalah 5 pesetas dan pekerja perempuan hanya setengahnya. Continue reading “Perempuan Merdeka (Mujeres Libres) Spanyol”

Komunisasi, Ketidaksetaraan Gender dan Revolusi Abad 20

oleh Jun Bramantyo

Bukan (hanya) Komunisasi

Saya akan mengatakan di awal, bahwa saya memang enggan untuk berbicara isu-isu gender. Bukan karena saya tidak mempelajari hal tersebut, atau bahkan bukan karena saya tidak mendukung kesetaraan gender. Bukan karena keduanya! Melainkan kita mesti menelaah dengan lebih dalam, bahwa bagaimana mungkin kesetaraan gender bisa terwujud dalam sistem yang secara dasariah memang tidak setara. Continue reading “Komunisasi, Ketidaksetaraan Gender dan Revolusi Abad 20”

Anarki dan Mengasuh Anak

Ketika kita berpikir tentang “kesucian rumah”, sebagaimana banyak teks agama dan pidato politik menyebutnya, pemerintah secara keseluruhan biasanya adalah apa yang sejauh mungkin kita hindari dari apa yang ingin kita cintai dan lindungi. Namun, banyak orang tua yang akan membuktikan pernyataan bahwa pandangan politik mereka mempengaruhi pola asuh mereka, dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang cukup besar antara model pengasuhan orang tua yang mengidentifikasi diri sebagai konservatif atau liberal. Continue reading “Anarki dan Mengasuh Anak”

Kuasa dan Birahi

oleh Bima Satria Putra

Waktu baca: 25 menit.

Bagian I

Sebuah ajaran dari perkumpulan radikal pernah tersebar menghantui kekuasaan tuan tanah dan gereja pada abad pertengahan. Salah satu hal yang menjadi ciri khas dari perkumpulan ini adalah kebiasaan mereka memakai pakaian lusuh, atau terkadang malah bertelanjang, sebab menurut mereka, seseorang seharusnya tak perlu malu terhadap sesuatu yang alami. Mereka mengatakan bahwa, “orang yang bebas berhak melakukan apapun untuk menyenangkan mereka. Aku berasal dari kemerdekaan yang alami, dan apa yang dinginkan oleh kealamianku harus kupuaskan… seks adalah berkah dari surga; dan berkah dari surga tidak akan menjadi dosa.[1]” Mereka menyebut ajarannya jiwa bebas (free spirit). Continue reading “Kuasa dan Birahi”

Tragedi Emansipasi Perempuan

oleh Emma Goldman

Saya mulai dengan sebuah pengakuan: terlepas dari semua teori politik dan ekonomi, mengobati perbedaan mendasar antara berbagai kelompok dalam umat manusia, terlepas dari perbedaan kelas dan ras, terlepas dari semua garis batas buatan antara hak perempuan dan hak laki-laki, saya percaya bahwa ada titik dimana perbedaan ini dapat bertemu dan tumbuh menjadi satu kesatuan yang sempurna.

Dengan ini saya tidak bermaksud untuk mengusulkan perjanjian damai. Antagonisme sosial umum yang telah mengakar dalam seluruh kehidupan masyarakat kita hari ini, dibawa melalui kekuatan lawan dan kepentingan yang bertentangan, akan hancur berkeping-keping saat reorganisasi kehidupan sosial kita berdasarkan prinsip-prinsip keadilan ekonomi telah menjadi kenyataan. Continue reading “Tragedi Emansipasi Perempuan”