Anarki dan Mengasuh Anak

Ketika kita berpikir tentang “kesucian rumah”, sebagaimana banyak teks agama dan pidato politik menyebutnya, pemerintah secara keseluruhan biasanya adalah apa yang sejauh mungkin kita hindari dari apa yang ingin kita cintai dan lindungi. Namun, banyak orang tua yang akan membuktikan pernyataan bahwa pandangan politik mereka mempengaruhi pola asuh mereka, dan beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang cukup besar antara model pengasuhan orang tua yang mengidentifikasi diri sebagai konservatif atau liberal.

Perpaduan pandangan politik kita sendiri dan kebiasaan mengasuh kita seringkali tersapu di bawah karpet. Kita cenderung tidak ingin “mengekspos” anak-anak kita ke politik, bahkan di masa remaja, karena takut bahwa itu akan menelanjangi ketidakbersalahan mereka. Saya juga akan berargumentasi, di kalangan penduduk lokal yang lebih konservatif, bahwa tidak ada orang tua yang lebih diteliti atau dikucilkan daripada mereka yang memiliki pandangan politik ekstrem, di kedua ujung spektrum. Jadi, ketika saya memberi tahu orang-orang tentang kecenderungan politik anarkis saya, mereka sering mundur dengan jijik atau terperanjat dengan komentar-komentar “bagaimana kamu berharap membesarkan seorang anak yang akan menjadi anggota masyarakat yang produktif ?!”

Tapi itulah intinya.

Kebanyakan orang, ketika mereka berpikir tentang anarki, adalah gambar-gambar Antifa, bentuk protes keras, dan bom Molotov yang dilemparkan ke gedung-gedung pemerintah.

Saya tidak punya waktu atau energi untuk menunjukkan awal dan cita-cita yang sebenarnya di balik anarkisme, jadi saya akan meninggalkan tautan di akhir tulisan ini. Definisi utama anarki (di mana banyak analis politik tidak setuju), adalah bahwa anarki adalah ketiadaan pemerintahan. Ini adalah kepercayaan bahwa manusia adalah makhluk yang baik secara bawaan (sebagai lawan dari kejahatan yang sebenarnya) dan bahwa, dalam ketiadaan pemerintahan, mereka akan membentuk kelompok dan masyarakat mereka sendiri yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. (Banyak yang akan berpendapat bahwa anarki sama dengan ketidakteraturan dan kekacauan, tetapi kita harus menganalisis mengapa orang merasa bahwa pemerintah yang mapan adalah satu-satunya cara untuk adanya ketertiban dalam masyarakat. Mungkin saya akan menyinggung topik itu di tulisan lain.)

Jadi bagaimana pandangan politik saya terhubung saat menjadi orang tua? Bukankah anarki hanyalah resep untuk bencana? Bukannya anakmu hanya menjadi pelanggar hukum dan pembangkang?

Pertama, kita harus menetapkan apa tujuan utama kita sebagai orang tua. Apakah menjadi orang tua adalah untuk membentuk anggota masyarakat yang mandiri, bebas berpikir, dan sukses? Untuk membangkitkan manusia yang baik yang memikirkan orang lain dan juga diri mereka sendiri? Untuk menanamkan kompas moral di dalamnya yang dapat membimbing mereka selama masa dewasa mereka? Atau apakah itu untuk membangkitkan pasukan kecil yang taat, berpikiran seragam, dan tidak mengganggu apapun?

Jika keinginanmu adalah salah satu dari tiga yang pertama, maka saya mengusulkan anarkisme bukanlah pandangan dunia yang buruk untuk menjadi orangtua. (Jika kamu ingin dengan sengaja mengajari anak-anakmu cara menggulingkan pemerintah, pertemuan itu ada pada hari lain. Dan ya, akan ada minuman dan perawatan anak gratis.)

Bagaimana anarkisme telah membantu saya sebagai orang tua

Tentu saja pandangan politik kita bukan merupakan akhir dari segalanya, yang menentukan semua gaya pengasuhan kita. Kami juga mencampurkan moral, nilai, dan sejarah kepribadian kami ke dalam hidup kami. Tetapi ada beberapa kunci utama yang anarkisme telah membantu diriku menjalani gaya pengasuhan yang lebih baik.

Mengajarkan kemandirian: salah satu kunci utama dari anarkisme adalah ketergantungan pada diri sendiri dan bukan pada pemerintah. Untuk menumbuhkan rasa kemandirian bagi anakmu, kamu harus bersedia melepaskan kekuatanmu sendiri untuk sementara, agar mereka belajar cara merawat diri mereka sendiri.

Membiarkan “alam semesta” menangani lebih banyak disiplin: anarkisme bukanlah filsafat “setiap orang untuk dirinya sendiri”, melainkan sebuah kesadaran bahwa tanpa ketaatan yang dipaksakan, orang akan lebih bertanggung jawab atas tindakan mereka. Iya-iya, aku tahu, kamu mungkin berpikir: “Tapi tanpa ancaman penjara, orang tidak akan berperilaku baik!” (Ada banyak yang berpendapat bahwa penjara tidak benar-benar menghalangi para penjahat, tapi aku tidak berbicara tentang aktivitas ilegal di sini .) Jika kita mengajari anak-anak kita konsekuensi alami dari tindakan mereka, (melemparkan mainan, misalnya), mereka akan tumbuh untuk belajar bahwa “setiap tindakan memiliki reaksi yang sama dan berlawanan”. Mengajarkan alasannya mengapa reaksi yang berlawanan ini sama pentingnya. Ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa berkata “jangan” dan “tidak” akan membuat anak semakin melanggar apa yang kita larang, dan merasa inisiatif mereka ditekan. Lihat? Anarki sudah ideal dari sononya. Sederhananya, lebih sedikit aturan dan hukuman dan lebih banyak menjelaskan akan lebih baik. Pengambilan keputusan yang konsensus akan mengajarkan jiwa yang demokratis pada anak (ini mungkin lebih baik dilakukan ketika anak dewasa, atau kapanpun kita rasa anak sudah siap).

Menunjukkan kekuatan melalui perubahan: Anarki dihubungkan dengan kekacauan karena sebagian besar orang terbiasa dengan pemerintah yang mapan. Mereka menyukai perasaan tertib. Ini memberi mereka kenyamanan dan kedamaian. Ketika kita menjadi orang tua, kita hampir ingin menjadi contoh-contoh yang hampir sempurna dari bagaimana seharusnya orang menjadi dewasa, berpikir bahwa dengan demikian anak-anak kita akan memiliki kedamaian dalam melakukannya. Sering kali, apa yang sebenarnya mereka pelajari adalah orang dewasa merasa tertekan. Tapi, dengan menjadi lebih terbuka dengan anakmu ketika kamu membuat kesalahan dan menunjukkan bagaimana kamu tumbuh setelah itu, mereka akan belajar bahwa kesalahan adalah bagian alami dari kehidupan dan tidak ada orang yang lebih sempurna daripada yang lain. Kekacauan bisa menjadi katalisator perubahan besar, dan jika kita menunjukkan metamorfosis kita sendiri kepada anak-anak kita, mereka akan lebih terbuka ketika itu pasti terjadi pada mereka (mungkin jam dua pagi ketika bayi mereka sendiri berteriak tanpa alasan yang jelas).

Tidak memaksakan pandangan politik kita, melainkan berdiskusi dengan apa yang kita percayai: kita harus mengajarkan anti-patriotisme, untuk tidak mencintai seseorang karena bangsa dan kewarganegaraannya, melainkan karena kita sebagai sesama manusia. Kita mengajarkan kerjasama, bahwa ini akan membantu semua orang dan diri sendiri, dan bukannya persaingan yang banal. Kita menjelaskan apa yang sedang kita perjuangkan, dan kenapa kita (bersama anak kita) harus memperjuangkan hal tersebut. Ketika anak tidak sepakat, dengarkan pendapatnya, lalu, mari kita bantai (dengan cara yang baik tentunya).

Bersikap terbuka, nyaris atas apapun: para keluarga modern biasanya bersifat menyembunyikan sesuatu dari anak-anak mereka, menganggap bahwa mereka tidak siap untuk menerima kenyataan tersebut. Baik, ini adalah tai kebo (omong kosong terbesar –bullshit). Pada kenyataanya, hal ini dilakukan untuk menjaga kepatuhan anak, membuatnya semakin mudah kita kendalikan dan terutama membuat mereka tidak banyak bertanya. Ada banyak perbedaan apakah anak perlu mengetahuinya saat itu juga atau setelah 18 tahun. Menjelaskan dengan jelas, jujur dan terbuka terhadap hampir banyak hal akan membuatnya melakukan pengambilan keputusan yang baik di masa depan. Pernah dengar anak yang lompat dari lantai bertingkat karena mengira bahwa dengan jubah ia bisa terbang? Baru-baru ini, para feminis liberal mendesak pemerintah untuk memasukan pendidikan seksual dalam kurikulum pendidikan. Ehm (sambil tertawa ringan), kita para anarkis sudah melakukannya dari dulu. Ingat, kita tidak perlu menghabiskan banyak tenaga dari gerakan untuk mengkampanyekan apa yang bisa kita lakukan sendiri.

Saya pikir kita semua berharap, jauh di dalam lubuk hati, bahwa anak-anak kita akan tumbuh menjadi orang dewasa yang baik, yang senang memberi, yang mandiri. Mengapa kita mengajari mereka untuk bergantung pada pemerintah, apalagi pemerintah yang (kadang-kadang) ingin mengontrol, merendahkan, dan sebaliknya melepaskan individualitas mereka? Jika kita berharap dunia yang penuh dengan orang dewasa yang tahu cara merawat diri mereka sendiri, dan juga dapat mengatur untuk merawat orang lain, anarki mungkin bukan cara terburuk untuk dilakukan. Isolasi adalah hal yang buruk, tapi film Captain Fantastic (2016) adalah gambaran yang nyaris ideal untuk anarchy parenting.

Sumber tambahan:

Diterjemahkan dan diadaptasi dari theanarchistmom.wordpress.com pada 6 Februari 2018.