oleh Toety Kilwouw
“Sejak dimulainya tanah air modern (negara-bangsa), perempuan telah terjajah. Artinya, negara-bangsa memungkinkan pengontrolan seksualitas, fertilitas dan kemampuan atau tenaga kerja mereka. Tanpa terjadinya kolonisasi ini, baik kapitalisme maupun negara-bangsa tidak akan bisa dipertahankan”—Maria Mies.[1]
Adalah EM, seorang alumnus UGM Yogyakarta, ditemukan tewas berbalut sajadah setelah sebelumnya diperkosa. Lalu pada Juni 2013, NH, mahasiswa pascasarjana di Makassar dibunuh oleh rekan kerjanya dengan 49 tusukan diselingi tindak pemerkosaan saat korban terkulai lemah. Masih ada EL di Denpasar, bocah perempuan yang diperkosa kemudian dibunuh oleh salah seorang pekerja di rumahnya. Fenomena pemerkosaan dan kekerasan seksual memang tidak akan cukup jika diuraikan dalam lembar tulisan ini, mulai dari kasus serupa yang dialami bayi usia 9 bulan hingga nenek berumur 80 tahun. Continue reading “Femicide: Masihkah Perjuangan Perempuan Berharap pada “Kebaikan” Negara?”