oleh Ni Nyoman Oktaria Asmarani
Durasi baca: +30 menit.
Pada tahun 1975, Rosemary Radford Ruether menulis bahwa perempuan harus menyadari tidak akan ada pembebasan bagi mereka. Tidak akan ada pula solusi terhadap krisis ekologi di dalam masyarakat yang hubungan dasarnya adalah dominasi. Sehingga, mereka harus menyatukan tuntutan gerakan perempuan dengan gerakan ekologi untuk mencapai pembebasan perempuan dan juga membenahi krisis ekologi itu sendiri.[1] Kaum feminis dan para perempuan ahli ekologi kemudian mulai melihat hubungan paralel antara kekerasan dan eksploitasi terhadap perempuan oleh sistem patriarki dengan eksploitasi terhadap Bumi oleh sistem ekonomi kapitalisme. Kesadaran ini timbul karena dalam sistem patriarki, perempuan dan Bumi adalah objek dan properti yang layak dieksploitasi.[2] Melihat latar belakang tersebut maka lahirlah gerakan sekaligus teori yang disebut Ekofeminisme. Continue reading “Ekofeminisme dalam Antroposen: Sebuah Kritik”